TRIBUN-BALI.COM – Efektivitas vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson disebut turun drastis saat varian Delta menjangkiti Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah penelitian yang melibatkan hampir 800.000 veteran.
Melansir WebMD, Jumat (5/11/2021), penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Public Health Institute di Oakland, peneliti dari Veterans Affairs Medical Center di San Francisco, serta tim peneliti di University of Texas Health Science Center.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science tersebut menemukan, bahwa tiga vaksin yang menawarkan perlindungan terhadap virus corona varian Delta saat pertama kali terdeteksi di AS Maret lalu, tingkat efektivitasnya berubah atau menurun enam bulan kemudian.
Baca juga: Kominfo Tegaskan Isu Vaksin Covid-19 Antena 5G dan Pengendali Manusia Adalah Hoaks
Peneliti mencatat, dua dosis vaksin Moderna menurun tingkat efektivitasnya.
Dari yang sebelumnya 89 persen efektif pada bulan Maret, menjadi 58 persen efektif pada bulan September.
Sementara itu, vaksin Pfizer-BioNTech berubah dari 87 persen efektif menjadi 45 persen efektif selama periode waktu yang sama.
Begitu pula pada vaksin Johnson & Johnson yang menunjukkan penurunan terbesar, yakni dari efektivitas sebesar 86 persen menjadi 13 persen selama rentang waktu 6 bulan tersebut.
“Singkatnya, meskipun vaksinasi tetap melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2, perlindungan (vaksin) berkurang ketika varian Delta muncul di AS, dan penurunan ini tidak berbeda berdasarkan usia,” tulis peneliti dalam studi tersebut.
Ketiga vaksin tersebut juga kehilangan efektivitasnya dalam kemampuan untuk melindungi terhadap kematian pada 65 veteran, dan lebih banyak setelahnya hanya dalam waktu 3 bulan.