Foto: NFC World
Teknologi.id – Bank Sentral
Rusia menegaskan niat mereka untuk melarang kripto di negaranya. Sejumlah bank di Rusia bersiap melakukan uji
coba pada rubel digital.
Uji coba telah dimulai dengan
pembayaran antara konsumen (C2C) dan Bank sentral berencana untuk memperluas uji
coba ini di masa depan.
Sekitar 12 bank telah diundang untuk bergabung dalam tahap pertama ujicoba
ini. Bank besar Rusia, VTB, mengatakan infrastrukturnya siap untuk menguji coba
rubel digital.
Bank lain yang ikut serta dalam
uji coba tahap pertama adalah Ak Bars, Alfa-Bank, Dom.rf Bank, Gazprombank,
Rosbank, Sberbank, Bank Soyuz, dan Transcapitalbank.
“Rubel digital akan memberikan
dorongan tambahan untuk penciptaan layanan pembayaran tanpa uang tunai offline
untuk bisnis tanpa adanya akses Internet di titik penjualan, yang sangat
penting mengingat geografi Federasi Rusia,” kata Vitaly Kopysov, chief
innovation officer di SKB-Bank.
Bank Sentral Rusia sendiri mulai
mempertimbangkan rubel digital sebagai bentuk CBDC pada tahun 2020.
Namun Rubel digital sempat
ditolak oleh bank-bank di Rusia, misalnya Bank Sber berpendapat bahwa rubel
digital kelak merugikan bisnis perbankan hingga 25 miliar rubel atau sekitar US$34 juta.
Baca juga: BI Siapkan Rupiah Digital untuk Perangi Mata Uang Kripto
Praktik penerbitan CBDC sebagai
bentuk lain dari uang negara kian meluas setelah teknologi blockchain
membuktikan menjadi teknologi pembayaran yang jauh lebih cepat dan murah.
Banyak negara yang mempelajari
dan mempertimbangkan menggunakan teknologi tersebut. Salah satunya Indonesia.
Bank Indonesia (BI) sedang mengembangkan Central Bank Digital
Currency (CBDC) atau uang digital yang diterbitkan bank sentral.
Gubernur Bank Indonesia Perry
Warjiyo mengatakan CBDC akan meningkatkan efisiensi dari ekonomi sehingga BI
akan mengeluarkan digital rupiah dan akan diedarkan melalui teknologi platform
blockchain sehingga betul-betul efisien dalam distribusi rupiah digital.
(fpk)