“Dari 17 Kabupaten dan Kota di Sumsel ada enam daerah yang berhasil menurunkan angka stunting dalam kurun waktu dua tahun yakni periode 2018 hingga 2020,” kata Sekda Sumsel, S.A Supriono, Rabu, 10 November 2021.
Baca: Seekor Pesut Ditemukan Mati di Sungai Mahakam
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Supriono mengatakan penurunan jumlah anak stunting menjadi fokus pemerintah di berbagai tingkatan mulai dari pusat, provinsi, dan daerah.
Menurutnya permasalahan stunting menjadi multi dimensi yang mencakup masalah gizi yang kurang, pelayanan kesehatan yang belum optimal, kemiskinan, ketidaktahuan, ketidak pedulian, lingkungan yang kurang baik dan distribusi bahan pangan yang buruk, serta optimalnya infrastruktur bersih yang layak.
“Karena itu solusinya kita harus memiliki perencanaan dengan delapan aksi konvergensi mulai dari analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup/Perwali tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data stunting, dan review kinerja tahunan,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nurainy, mengatakan pada tahun ini terdapat 5 daerah yang menunjukkan tren penurunan angka stunting. Di antaranya PALI, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Musi rawas, dan Musi Banyuasin.
“Pemprov Sumsel juga telah berkomitmen untuk pencegahan dan penurunan stunting melalui indikator kinerja daerah yang tertuang dalam RPJMD Sumsel periode 2019-2023,” jelasnya.
(DEN)